Khutbah Pertama

 

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ البَيَانَ، وَأَمَرَهُ بِمُحَاسَبَةِ النَّفْسِ وَكَفِّ اللِّسَانِ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَاتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ رَحِمَكُمُ اللَّهُ،

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah,

 pesan indah dari ulama besar Al-Ashfihani yang berkata:

“Hal tersulit adalah mengenali aib diri sendiri dan menahan bicara tentang sesuatu yang tidak berguna.”

Kalimat ini mengandung makna yang sangat dalam. Betapa sering manusia sibuk melihat kesalahan orang lain, tetapi lalai memperhatikan kekurangan dirinya sendiri. Padahal, salah satu tanda kemuliaan seseorang adalah ketika ia mampu berintrospeksi dan memperbaiki diri sebelum menilai orang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ ۝ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
(QS. As-Shaff: 2–3)

Jamaah rahimakumullah,
Salah satu bentuk kesombongan yang tersembunyi adalah ketika seseorang merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

“لَا يَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ”
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.”
(HR. Muslim)

Oleh karena itu, marilah kita mengenali kekurangan diri sendiri, memperbanyak muhasabah, dan menahan lisan dari perkataan yang tidak berguna.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ”
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Menjaga lisan berarti menjaga hati, dan menjaga hati berarti menjaga hubungan kita dengan Allah.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba yang senantiasa introspeksi, memperbaiki diri, dan menjaga ucapan agar selalu membawa kebaikan.

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,

Sesungguhnya salah satu tanda keimanan yang sempurna adalah ketika seseorang mampu melihat kekurangan dirinya sebelum mencari kekurangan orang lain. Inilah hakikat dari tazkiyatun nafs — membersihkan jiwa dari sifat sombong, iri, dengki, dan suka membicarakan aib sesama.

Allah Ta’ala berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ۝ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy-Syams: 9–10)

Rasulullah ﷺ juga memberikan nasihat yang sangat agung:

لمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Maka marilah kita jadikan khutbah ini sebagai momentum untuk berhenti mencari-cari kesalahan orang lain dan fokus memperbaiki diri. Jadikan lisan kita sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan, bukan kebencian.

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mampu mengenali aib diri, memperbaiki akhlak, dan menjadi hamba yang rendah hati.

نَفَعَنِيَ اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ، أَقُولُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ..


Khutbah II

 

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ، فَقَالَ: إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا  اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ، وَالْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالْفَحْشَاءَ، وَالْمُنْكَرَ، وَالْبَغْيَ، وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ، وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً، وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ