Siswa-siswi MTs Raudlatul Qur’an Batam sedang berkumpul di halaman madrasah dengan tertib dan disiplin.
Dokumentasi Upacara Siswa Siswi MTs Raudlatul Qur’an Batam

 

Siswa MTs Raudlatul Qur’an Batam Kenakan Seragam Melayu Sambut Hari Jadi Provinsi Kepri. Dalam rangka memperingati Hari Jadi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ke-23, siswa-siswi MTs Raudlatul Qur’an Batam kompak mengenakan seragam khas Melayu pada Senin, 23 September 2025. Kegiatan ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan juga bentuk penghormatan terhadap budaya Melayu yang menjadi identitas utama masyarakat Kepulauan Riau. Para siswa terlihat antusias dan bangga tampil dengan pakaian adat, sehingga suasana sekolah dipenuhi nuansa tradisi yang kental.Kepala Madrasah MTs Raudlatul Qur’an Batam menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu menanamkan rasa cinta tanah air, kebanggaan daerah, serta kesadaran untuk menjaga warisan budaya Melayu di kalangan generasi muda.

“Dengan memakai pakaian adat Melayu, anak-anak belajar mencintai budaya sendiri dan menghargai sejarah lahirnya Provinsi Kepri yang sarat dengan perjuangan dan nilai-nilai luhur Melayu,” ujarnya.


Sejarah Hari Jadi Provinsi Kepri

Provinsi Kepulauan Riau resmi berdiri pada 24 September 2002 melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002. Sebelumnya, wilayah Kepri masih menjadi bagian dari Provinsi Riau.

Masyarakat Kepri memperjuangkan pemekaran provinsi ini agar bisa lebih mandiri dalam mengelola potensi daerah, terutama karena letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional serta memiliki ribuan pulau besar dan kecil.

Tanggal 24 September kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Provinsi Kepri, yang setiap tahunnya diperingati dengan upacara, parade budaya, dan berbagai kegiatan masyarakat.


Mengapa Budaya Melayu Menjadi Identitas Kepri?

Provinsi Kepri sangat kental dengan budaya Melayu. Hal ini tidak lepas dari sejarah panjang Kerajaan Melayu yang berpusat di wilayah Kepulauan Riau. Beberapa faktor utamanya:

  1. Warisan Kerajaan Melayu

    • Pada abad ke-13 hingga abad ke-19, wilayah Kepulauan Riau menjadi pusat kerajaan-kerajaan Melayu, seperti Kerajaan Melayu Riau-Lingga.

    • Kerajaan ini berperan besar dalam penyebaran budaya, bahasa, dan adat istiadat Melayu ke seluruh kawasan Nusantara.

  2. Bahasa Melayu sebagai Bahasa Persatuan

    • Bahasa Melayu yang berkembang di Kepulauan Riau menjadi dasar lahirnya Bahasa Indonesia yang kita gunakan sekarang.

    • Hal ini menjadikan Kepulauan Riau sebagai salah satu pusat peradaban bahasa dan sastra Nusantara.

  3. Islam dan Budaya Melayu

    • Budaya Melayu identik dengan ajaran Islam. Nilai-nilai keislaman menyatu dalam adat Melayu, seperti ungkapan “Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah”.

    • Oleh karena itu, identitas Melayu di Kepri tidak hanya soal pakaian dan bahasa, tetapi juga tentang akhlak, sopan santun, dan tata kehidupan masyarakat.

  4. Letak Geografis yang Strategis

    • Kepri berada di jalur perdagangan internasional (Selat Malaka dan Laut Cina Selatan).

    • Hal ini menjadikan wilayah Kepri sebagai tempat pertemuan berbagai bangsa (Arab, India, Tiongkok, Eropa), namun budaya Melayu tetap menjadi identitas utama yang mewarnai kehidupan masyarakat hingga sekarang.